KATA KUNCI TEORI-TEORI SOSIAL
Oleh
Wirasandi
I. TEORI SOSIAL KLASIK
A. AUGUSTE COMTE (1798 – 1857)
Þ Positivisme : Pandangan destruktif abad pencerahan karena kemajuan ilmu dan industrialisasi.
Þ Perubahan Evolusioner : Masyarakat berubah secara alamiah dan bertahap.
Þ Evolusi Hukum Tiga Tingkatan : Hukum perubahan masyarakat berdasarkan pada tingkatan intelektualitas.
Þ Tahap Teologis : Dunia dan isinya diciptakan oleh Tuhan ------- (Agama humanitas) manusia yang diunggulkan/ diagungkan.
Þ Tahap Metafisik: Kekuatan abstrak yang menjelaskan sesuatu bukan dewa-dewa
Þ Tahap Positivistik: Keyakinan terhadap kebenaran ilmu (Science)
Þ Intelektualitas : Kekuatan intelektual menyebabkan kekacauan social
Þ Konsensus Masyarakat : Konsensus berperan penting dalam hubungannya dengan berbagai komponen masyarakat menuju perubahan.
B. EMILE DURKHEIM ( 1858 – 1917)
Þ Tertib Sosial : Kekacauan social bukan suatu keniscayaan dari kehidupan modern yang dapat dikurangi melalui tindakan reformasi
Þ Fakta Sosial : Kekuatan dan Struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu
Þ Teori Bunuh Diri : Dasar analisa yang menggabungkan antara individu dengan sebab-sebab fakta social
Þ Kesadaran Kolektif : Ikatan Moralitas bersama
Þ Masyarakat Sebagai Sumber Agama : Masyarakat yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sacral dan terbangun karena kesadaran kolektif
Þ Solidaritas Organis : Muncul karena pembagian kerja dan ketergantungan yang sangat tinggi
C. KARL MARX ( 1818 – 1883)
Þ Dialektika Material : Masalah kehidupan modern bersumber pada masalah material yang dapat diselesaikan dengan menjungkir balikkan struktur kapitalisme melalui tindakan kolektif
Þ Nilai Kerja : Keuntungan kapitalisme menjadi basis eksploitasi tenaga kerja.
Þ Kapitalisme : Struktur pemisah antara individu dengan proses produksi
Þ Alienasi : Terpisahnya individu dari barang yang diproduksinya
Þ Kelas : Pembagian strata berdasarkan kepemilikan kapital yang terbagi atas kelas proletar (buruh) dan Bourjuasi (Pemilik Modal)
D. MARX WEBER ( 1857 - 1917)
Þ Spirit Kapitalisme : Agama Protestan sebagai system gagasan semangat kapitalisme
Þ Rasionalitas Formal : Proses berfikir aktor didalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan yang berdasarkan pada kebiasaan peraturan dan hukum yang diterapkan secara universal
Þ Birokratisasi Lembaga Politik : Membagi birokrasi dalam tiga bagian system otoritas antara lain Tradisional, Kharismatik, rasional-legal.
Þ Calvinisme : Sistem agama rasional yang berpengaruh didalam menumbuhkan kapitalisme.
Þ Hukum Rasional : Otoritas tertinggi berada pada peraturan hukum
E. HERBERT SPENCER (1820 – 1903)
Þ Laissez-Faire : Negara tidak harus mencampuri persoalan individu kecuali dalam fungsi untuk melindungi rakyat.
Þ Reformasi Sosial : Kehidupan social berkembang bebas dari kontrol ekstern
Þ Darwin is Sosial : Kehidupan masyarakat tumbuh secara progresif menuju keadaan yang lebih baik
Þ Evolusi Sosial : Membangun teori evolusi dalam dunia materi atau dunia nyata. Perkembangan jumlah masyarakat ,menyebabkan struktur semakin luas dan terdeferensiasi.
Þ Masyarakat Militaris dan Masyarakat Industri : Masyarakat yang terbentuk karena perang dan akan berkembang menjadi masyarakat industri yang berdasarkan pada persahabatan, spesialisasi dan prestasi.
II. TEORI SOSIAL MODERN
A. TALCOT PARSON (1902)
Þ Fungsi : Kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan system
Þ Adaptation : Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya.
Þ Goal Attainment : Sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
Þ Integration : Sistem harus mengatur antar hubungan bagian yang menjadi komponennya
Þ Latency : Sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi individu dan pola cultural yang menopang motivasi
Þ Organisme Perilaku : Melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal
Þ Sistem social : Interaksi tingkat mikro antara ego
Þ Sistem Kultural : Budaya sebagai kekuatan utama yang mengikat unsure sosial
B. RALF DAHRENDORF
Þ Konsensus dan konflik : Masyarakat mempunyai dua wajah, konflik dan consensus sebagai alat integrasi dalam masyarakat. Masyarakat ada karena adanya konflik dan consensus
Þ Otoritas : Posisi dalam masyarakat mempunyai kualitas otoritas yang berbeda. Otoritas tidak terletak didalam diri individu tetapi didalam posisi.
Þ Kelompok Semu (quasi group) : Pemegang posisi dengan kepentingan yang sama
Þ Kelompok Kepentingan : Kelompok yang lahir dari kelompok semu yang besar serta sebagai agen riil dari konlik kelompok.
Þ Kelompok Konflik : Kelompok yang melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam struktur social.
C. GEORGE HERBERT MEAD (1863 – 1931)
Þ Negosiasi Makna : Proses pendukung bagaimana nilai-nilai dibangun
Þ Gesture : Gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang dapat menimbulkan tanggapan.
Þ Pikiran (Mind) : Fenomena social sebagai proses percakapan dari dalam diri individu untuk memunculkan suatu respon .
Þ Diri (Self) : Proses mental yang berkaitan dengan pikiran sehingga mampu menerima diri sendiri sebagai suatu obyek.
Þ I : Interaksi individu
Þ Me : Individu
D. PETER L. BERGER
Þ Tradisi Fenomenologis : Memasukkan aspek subyektifitas didalam menganalisis kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui apa yang ada kita harus mengamati dan masuk kedalamnya.
Þ Multi Realitas : Realitas tidak ada yang tunggal yang mencakup berbagai mekanisme untuk memelihara harmoni social.
Þ Masyarakat sebagai fenomena dialektik : Masyarakat adalah produk manusia dan pada saat yang sama manusia adalah produk dari masyarakat.
Þ Nomos : Keteraturan social beserta ketentuan normatifnya.
Þ Intersubyektif : Realitas kehidupan manusia meliputi keseluruhan aspek kognitif, psikomotoris, emosi dan intuisi yang diungkapkan melalui tindakan social.
E. JURGEN HABERMAS (1857 – 1917)
Þ Instrumentalis : Budak dari rasionalitas yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Þ Positivistik : Kearah kemajuan yang lebih beragam dan kompleks.
Þ Dunia Kehidupan : Dunia kesadaran dan aksi komunikasi. Yang didasarkan pada minat terhadap emansipasi, penggunaan akal budi, dan bahasa. Dimana didalamnya terdapat lingkungan publik maupun pribadi.
Þ Bahasa : Suatu proses komunikasi dimana terdapat pengertian dari pembicara dan pendengar untuk saling memahami.
Þ Moralitas : Logika perkembangan yang didasarkan pada sudut pandang moral dalam pengalaman hidup manusia sebagai tolok ukur ketidak seimbangan yang terjadi didalam kapitalisme modern.
Þ Integrasi social : Sistem tindakan yang diintegrasikan melalui system normative atau pencapaian consensus secara komunikatif.
III. TEORI SOSIAL KONTEMPORER
A. MICHEAL FOUCAULT (1927 – 1984)
Þ Arkeologi Pengetahuan : Usaha untuk menemukan kembali seperangkat aturan yang menentukan kondisi keseluruhan.
Þ Geneologi Kekuasaan : Hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan dalam ilmu kemanusiaan dan praktik-praktik yang berhubungan dengan regulasi tubuh, pengaturan perilaku dan pembentukan diri.
Þ Praktik Psikiatri : Taktik moral untuk melestarikan hak orang gila yang dilandasi oleh mitos positivisme.
Þ Kegilaan : Sebuah bentuk diskursus dan bukanlah perubahan mental atau fisik.
Þ Disiplin dan Hukuman : Penguasa cenderung untuk menciptakan kedisiplinan dengan menerapkan hukuman. Peralihan hukuman dari penyiksaan ke penjara merupakan perubahan dari hukuman jasmani ke hukuman jiwa.
A. AUGUSTE COMTE (1798 – 1857)
Þ Positivisme : Pandangan destruktif abad pencerahan karena kemajuan ilmu dan industrialisasi.
Þ Perubahan Evolusioner : Masyarakat berubah secara alamiah dan bertahap.
Þ Evolusi Hukum Tiga Tingkatan : Hukum perubahan masyarakat berdasarkan pada tingkatan intelektualitas.
Þ Tahap Teologis : Dunia dan isinya diciptakan oleh Tuhan ------- (Agama humanitas) manusia yang diunggulkan/ diagungkan.
Þ Tahap Metafisik: Kekuatan abstrak yang menjelaskan sesuatu bukan dewa-dewa
Þ Tahap Positivistik: Keyakinan terhadap kebenaran ilmu (Science)
Þ Intelektualitas : Kekuatan intelektual menyebabkan kekacauan social
Þ Konsensus Masyarakat : Konsensus berperan penting dalam hubungannya dengan berbagai komponen masyarakat menuju perubahan.
B. EMILE DURKHEIM ( 1858 – 1917)
Þ Tertib Sosial : Kekacauan social bukan suatu keniscayaan dari kehidupan modern yang dapat dikurangi melalui tindakan reformasi
Þ Fakta Sosial : Kekuatan dan Struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu
Þ Teori Bunuh Diri : Dasar analisa yang menggabungkan antara individu dengan sebab-sebab fakta social
Þ Kesadaran Kolektif : Ikatan Moralitas bersama
Þ Masyarakat Sebagai Sumber Agama : Masyarakat yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sacral dan terbangun karena kesadaran kolektif
Þ Solidaritas Organis : Muncul karena pembagian kerja dan ketergantungan yang sangat tinggi
C. KARL MARX ( 1818 – 1883)
Þ Dialektika Material : Masalah kehidupan modern bersumber pada masalah material yang dapat diselesaikan dengan menjungkir balikkan struktur kapitalisme melalui tindakan kolektif
Þ Nilai Kerja : Keuntungan kapitalisme menjadi basis eksploitasi tenaga kerja.
Þ Kapitalisme : Struktur pemisah antara individu dengan proses produksi
Þ Alienasi : Terpisahnya individu dari barang yang diproduksinya
Þ Kelas : Pembagian strata berdasarkan kepemilikan kapital yang terbagi atas kelas proletar (buruh) dan Bourjuasi (Pemilik Modal)
D. MARX WEBER ( 1857 - 1917)
Þ Spirit Kapitalisme : Agama Protestan sebagai system gagasan semangat kapitalisme
Þ Rasionalitas Formal : Proses berfikir aktor didalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan yang berdasarkan pada kebiasaan peraturan dan hukum yang diterapkan secara universal
Þ Birokratisasi Lembaga Politik : Membagi birokrasi dalam tiga bagian system otoritas antara lain Tradisional, Kharismatik, rasional-legal.
Þ Calvinisme : Sistem agama rasional yang berpengaruh didalam menumbuhkan kapitalisme.
Þ Hukum Rasional : Otoritas tertinggi berada pada peraturan hukum
E. HERBERT SPENCER (1820 – 1903)
Þ Laissez-Faire : Negara tidak harus mencampuri persoalan individu kecuali dalam fungsi untuk melindungi rakyat.
Þ Reformasi Sosial : Kehidupan social berkembang bebas dari kontrol ekstern
Þ Darwin is Sosial : Kehidupan masyarakat tumbuh secara progresif menuju keadaan yang lebih baik
Þ Evolusi Sosial : Membangun teori evolusi dalam dunia materi atau dunia nyata. Perkembangan jumlah masyarakat ,menyebabkan struktur semakin luas dan terdeferensiasi.
Þ Masyarakat Militaris dan Masyarakat Industri : Masyarakat yang terbentuk karena perang dan akan berkembang menjadi masyarakat industri yang berdasarkan pada persahabatan, spesialisasi dan prestasi.
II. TEORI SOSIAL MODERN
A. TALCOT PARSON (1902)
Þ Fungsi : Kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan system
Þ Adaptation : Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya.
Þ Goal Attainment : Sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
Þ Integration : Sistem harus mengatur antar hubungan bagian yang menjadi komponennya
Þ Latency : Sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi individu dan pola cultural yang menopang motivasi
Þ Organisme Perilaku : Melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal
Þ Sistem social : Interaksi tingkat mikro antara ego
Þ Sistem Kultural : Budaya sebagai kekuatan utama yang mengikat unsure sosial
B. RALF DAHRENDORF
Þ Konsensus dan konflik : Masyarakat mempunyai dua wajah, konflik dan consensus sebagai alat integrasi dalam masyarakat. Masyarakat ada karena adanya konflik dan consensus
Þ Otoritas : Posisi dalam masyarakat mempunyai kualitas otoritas yang berbeda. Otoritas tidak terletak didalam diri individu tetapi didalam posisi.
Þ Kelompok Semu (quasi group) : Pemegang posisi dengan kepentingan yang sama
Þ Kelompok Kepentingan : Kelompok yang lahir dari kelompok semu yang besar serta sebagai agen riil dari konlik kelompok.
Þ Kelompok Konflik : Kelompok yang melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam struktur social.
C. GEORGE HERBERT MEAD (1863 – 1931)
Þ Negosiasi Makna : Proses pendukung bagaimana nilai-nilai dibangun
Þ Gesture : Gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang dapat menimbulkan tanggapan.
Þ Pikiran (Mind) : Fenomena social sebagai proses percakapan dari dalam diri individu untuk memunculkan suatu respon .
Þ Diri (Self) : Proses mental yang berkaitan dengan pikiran sehingga mampu menerima diri sendiri sebagai suatu obyek.
Þ I : Interaksi individu
Þ Me : Individu
D. PETER L. BERGER
Þ Tradisi Fenomenologis : Memasukkan aspek subyektifitas didalam menganalisis kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui apa yang ada kita harus mengamati dan masuk kedalamnya.
Þ Multi Realitas : Realitas tidak ada yang tunggal yang mencakup berbagai mekanisme untuk memelihara harmoni social.
Þ Masyarakat sebagai fenomena dialektik : Masyarakat adalah produk manusia dan pada saat yang sama manusia adalah produk dari masyarakat.
Þ Nomos : Keteraturan social beserta ketentuan normatifnya.
Þ Intersubyektif : Realitas kehidupan manusia meliputi keseluruhan aspek kognitif, psikomotoris, emosi dan intuisi yang diungkapkan melalui tindakan social.
E. JURGEN HABERMAS (1857 – 1917)
Þ Instrumentalis : Budak dari rasionalitas yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Þ Positivistik : Kearah kemajuan yang lebih beragam dan kompleks.
Þ Dunia Kehidupan : Dunia kesadaran dan aksi komunikasi. Yang didasarkan pada minat terhadap emansipasi, penggunaan akal budi, dan bahasa. Dimana didalamnya terdapat lingkungan publik maupun pribadi.
Þ Bahasa : Suatu proses komunikasi dimana terdapat pengertian dari pembicara dan pendengar untuk saling memahami.
Þ Moralitas : Logika perkembangan yang didasarkan pada sudut pandang moral dalam pengalaman hidup manusia sebagai tolok ukur ketidak seimbangan yang terjadi didalam kapitalisme modern.
Þ Integrasi social : Sistem tindakan yang diintegrasikan melalui system normative atau pencapaian consensus secara komunikatif.
III. TEORI SOSIAL KONTEMPORER
A. MICHEAL FOUCAULT (1927 – 1984)
Þ Arkeologi Pengetahuan : Usaha untuk menemukan kembali seperangkat aturan yang menentukan kondisi keseluruhan.
Þ Geneologi Kekuasaan : Hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan dalam ilmu kemanusiaan dan praktik-praktik yang berhubungan dengan regulasi tubuh, pengaturan perilaku dan pembentukan diri.
Þ Praktik Psikiatri : Taktik moral untuk melestarikan hak orang gila yang dilandasi oleh mitos positivisme.
Þ Kegilaan : Sebuah bentuk diskursus dan bukanlah perubahan mental atau fisik.
Þ Disiplin dan Hukuman : Penguasa cenderung untuk menciptakan kedisiplinan dengan menerapkan hukuman. Peralihan hukuman dari penyiksaan ke penjara merupakan perubahan dari hukuman jasmani ke hukuman jiwa.
B. JEAN BAUDRILLARD
Þ Pertukaran Simbolik : Lingkaran yang tidak terputus dari tindakan mengambil dan mengembalikan, memberi dan menerima.
Þ Simulacra : Reproduksi objek atau peristiwa.
Þ Simulasi : Proses kehidupan yang berjalan terus dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern.
Þ Hiperrealitas : Kebohongan atau distorsi yang dijajakan melalui media, dimana yang nyata disubordinasikan bahkan dilarutkan sama sekali sehingga tidak dapat membedakan mana yang nyata dan hanya sekedar tontonan.
Þ Godaan (Seduction), Tipuan : Permainan untuk memikat konsumen.
C. PIERRE BOURDIEU (1930 – 2002)
Þ Ruang dan Ranah Sosial : Sesuatu yang dinamis dan bersifat otonom dan didalamnya berlangsung perjuangan posisi-posisi.
Þ Habitus : Struktur kognitif yang memperantarai individu dan realitas social atau sebagai struktur subjektif yang terbentuk dari pengalaman individu yang berhubungan dengan individu lain di dalam jaringan struktur objektif yang berada didalam ruang social.
Þ Modal : Mencakup hal material yang mempunyai nilai simbolik dan signifikansi cultural seperti prestise, status, otoritas, budaya dan seni.
Þ Praktik : Rumusan hasil secara luas yang dapat dikonseptualisasikan baik dalam kerangka individu maupun kelas.
Þ Doxa : Kesesuaian antara struktur objektif dan mental
Þ Strukturalisme generatif : Cara untuk memahami asal usul social ataupun disposisi habitus dari para agen yang tinggal didalam struktur.
D. ANTHONY GIDDENS
Þ Runaway aworld : Kehidupan yang modern merupakan kehidupan yang tidak terkendali, berjalan terus bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya.
Þ waktu dan ruang (Distanciation): Waktu dan ruang dalam masyarakat modern terputus dan terdefinisi sendiri-sendiri. Dengan adanya modernitas ruang makin lama lepas dari tempatnya.
Þ Reliability : kepercayaan yang didasarkan pada kemampuan atau keandalan.
Þ Reflexivit : Praktik social terus menerus diuji berdasarkan informasi yang masuk.
Þ Profile Resiko : Perluasan kejadian akan mempengaruhi orang lain diseluruh dunia.
Þ The Third Way : Model yang ditawarkan untuk keluar dari krisis.
E. EDWARD W. SAID
Þ Poskolonial : Perubahan sejarah yang memberikan isyarat berakhirnya kolonialisme
Þ Wacana : Semua ungkapan, ujaran, tulisan ataupun hal yang dipercayai dan dipahami.
Þ Imperialisme : Penguasaan terhadap suatu wilayah yang bukan miliknya.
Þ Hegemoni : Tindakan untuk mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pemikiran atau ide tertentu.
Þ Orientalis : Gaya hidup yang berpedoman pada barat.
Komentar
Posting Komentar