Akar dan Sifat teori Weber



Akar dan Sifat teori Weber

Weber yang merupakan sosiolog Jerman ini mengembangkan gagasan yang bertentangan dengan Marx. Ia memandang Marx dan para penganut Marxis sebagai determinis ekonomi, yang memandang semua struktur kontemporer dibangun di atas landasan ekonomi semata, bahwa kehidupan sosial disebabkan oleh ekonomi.
Weber menentang pandangan determinisme ekonomi yang mengatakan bahwa ide – ide hanyalah refleksi kepentingan material (terutama kepentingan ekonomi), bahwa kepentingan materi menetukan ideology. Weber membalikkan Marx dengan memusatkan perhatian pada factor ekonomi dan pengaruhnya terhadap gagasan, lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada gagasan dan pengaruhnya terhadap ekonomi. Ia memandang gagasan sebagai kekuatan otonom yang besar pengaruhnya terhadap dunia ekonomi. Ia juga banyak memusatkan perhatiannya pada gagasan keagamaan, seperti dalam karyanya The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism (1904-05/1958). Bahwa paham keagamaan Protestantisme berpengaruh pada semangat kapitalisme, dan akhirnya terhadap sistem ekonomi kapitalis. Selain Protestan ia juga mempelajari agama yang lain, mempelajari bagaimana gagasan agama tersebut apakah berpengaruh terhadap perkembangan kapitalisme dalam masyarkatnya (penganutnya) masing – masing.
Selain itu  dengan karyanya tentang agama ingin menunjukkan pada Marx dan pengikutnya bahwa factor material bukanlah satu – satunya factor yang dapat mempengaruhi gagasan, tetapi gagasan itu sendiri yang mempengaruhi struktur material.
Weber juga menentang Marx tentang teori stratifikasi. Jika Marx memusatkan perhatiannya pada kelas sosial, maka Weber menegaskan bahwa dimensi stratifikasi yang lain juga penting, tidak hanya kelas sosial saja yang penting. Gagasan tentang stratifikasi harus diperluas sehingga dapat mencakup stratifikasi berdasarkan prestise (status) dan kekuasaan. Weber bukannya menyalahkan Marx, tapi lebih ingin memperluas saja.
Teori Weber adalah rasionalitas formal, adalah proses berpikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Pilihan dibuat dengan merujuk pada kebiasaan, peraturan dan hukum secara universal. Ketiganya berasal dari struktur berskala besar, yakni struktur birokrasi dan ekonomi.
Weber melihat birokrasi sebagai contoh klasik rasionalisasi. Ia mencontohkan rasionalisasi terbaik adalah restoran cepat saji, adalah sistem rasional formal dalam mencapai tujuan. Kecepatan dan efisiensi dipraktekkan oleh restoran cepat saji dan aturan operasionalnya.
Birokrasi yang dimaksud Weber lebih pada proses birokratisasi lembaga politik. Ia membedakan antara tiga jenis sistem otoritas tradisional, karismatik dan rasional legal. Sistem otoritas rasional legal hanya dapat berkembang dalam masyarakat modern barat, dan disinilah birokrasi modern dapat berkembang penuh. Sedangkan masyarakat lain di dunia tetap didominasi oleh sistem tradisional atau karismatik yang umumnya menghambat perkembangan sistem hukum rasional dan birokrasi modern. Sistem otoritas tradisional berasal dari sistem kepercayaan di zaman kuno. Contohnya adalah seorang pemimpin yang berkuasa karena garis keluaraga atau sukunya selalu merupakan pemimpi kelompok. Pemimpi karismatik mendapatkan otoritasnya dari kemampuan atau cirri – cirri luar biasa, atau mungkin dari keyakinan pihak pengikut bahwa pemimpin memang seharusnya mempunyai ciri – ciri seperti itu. Namun Weber yakin bahwa masyarakat Barat dan lainnya pada akhirnya cenderung akan berkembang menuju sistem otoritas rasional legal. Yakni otoritas yang berasal dari peraturan yang diberlakukan secara hukum dan rasional.
Dalam sistem ekonomi kapitalis yang berkembang di Barat, Weber mengakui peran sentral agama. Sistem agama rasional (Calvinisme) telah memainkan peran sentral dalam menumbuhkan kapitalisme di Barat, tetapi tidak dibelahan dunia lain. Masih banyak sistem agama yang lebih irrasional (Konfusianisme, Taoisme, Hinduisme) menghambat perkembangan sistem ekonomi rasional. Tetapi pada akhirnya agama tidak terlalu penting, karena sistem ekonomi, atau bahkan seluruh struktur sosial masyarakat pada akhirnya akan menjadi rasional.

Komentar

Postingan Populer